Search

Recent Posts

Stop Penyebaran Foto Korban Bom Surabaya di Medsos

Suara.com - Media sosial (medsos) bagaikan dua sisi mata uang. Di satu sisi memiliki pengaruh positif untuk mendekatkan teman yang jauh, namun ia juga dapat digunakan menjadi penyebaran konten negatif, terutama terorisme.

Sebagaimana diketahui, pascaledakan bom di tiga gereja kota Surabaya, Minggu (13/5/2018), banyak warganet yang secara serampangan menyebarkan foto korban. Hal itu, menurut Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara dapat menyebarkan ketakutan bagi masyarakat.

Dikutip dari situs resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika, Rudiantara meminta masyarakat untuk tidak menyebarkan gambar korban aksi terorisme di dunia maya.

"Tidak menyebarluaskan atau membatalkan konten baik dalam bentuk gambar, video, dan foto korban aksi terorisme di media manapun," ujarnya.

"Terorisme, jangan takut. Jangan buat anak-anak kita takut nantinya, karena itu yang diinginkan oleh yang membuat teror. Bangsa kita bukan bangsa penakut," tambahnya.

Ia melanjutkan, masyarakat sebaiknya melakukan pelaporan (report) ke penyedia platform yang menampilkan konten-konten aksi terorisme.

"Kalau perlu, kita sama-sama complaint ke penyelenggara. Kita ajukan komplain kepada Facebook, Twitter, Instagram, dan YouTube untuk menurunkan konten," jelasnya.

Senada dengan Rudiantara, pengamat media sosial Nukman Luthfie meminta warganet untuk tidak menyebarkan foto korban di media sosial.

"Tidak usah menyebarkan foto korban dalam kondisi mengenaskan. Kasihan keluarga dan publik yang tak sanggup melihatnya," jelasnya kepada Suara.com.

Let's block ads! (Why?)

https://www.suara.com/tekno/2018/05/14/144607/stop-penyebaran-foto-korban-bom-surabaya-di-medsos

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Stop Penyebaran Foto Korban Bom Surabaya di Medsos"

Post a Comment

Powered by Blogger.